Rabu, 25 November 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 1



LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULIAAN TANAMAN



OLEH :
FITER ANDREAS N
FRESBY JUNIANTO S
HASWANDI ARIF
MUHAMMAD KHAIDIR
NOVIYANTI
AGROTEKNOLOGI-B

ASISTEN :
MUKHIBATUL KHASANAH
DIMAS PRAMUJA



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015


Praktikum yg telah kami lakukan pada minggu lalu ialah pengamatan alat reproduksi pada tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) dan alat reproduksi papaya ( Carica papaya L) . praktikum ini dilaksanakan dilahan UPT pada hari selasa, 19 November 2015 pukul 06:30 WIB

A.              REPRODUKSI KELAPA SAWIT

Kelapa sawit adalah tanaman yang tergolong monoecius,yaitu tanaman yang bunga jantan dan bunga betinanya terpisah,tetapi masih dalam satu pohon. Bunga kelapa sawit termasuk kedalam bunga lengkap walapun bunga jantan dan bunga betinanya tidak satu rumah atau terpisah. Anonim, 1997.
Kami mengamati bahwa pada setiap ketiak pelepah daun kelapa sawit akan keluar satu tandan bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Dimana bunga jantan akan melakukan penyerbukan terhadap bunga betina. Menurut teori Lamadji,(1999) Sebahagian tandan bunga ini akan gugur (aborsi), baik sebelum maupun sesudah anthesis/receptive. Bunga jantan memiliki ciri-ciri berbentuk ramping (lonjong) memanjang, ujung kelopak bunga agak meruncing dan diameter bunga lebih kecil dari bunga betina  sedangkan bunga betina memiliki ciri agak bundar (oval), ujung kelopak bunga agak rata dan diameter bunga lebih besar, setelah terjadi penyerbukan pada bunga betina akan terjadi pembuahan yang berbentuk embriyo. Perbedaan bentuk ini dapat diketahui dalam melakukan penyerbukan buatan.Dibawah ini dapat dilihat gambar perbedaan dari bunga jantan dan bunga betina :
                                    

             

Pada tanaman kelapa sawit khusus nya pada tanaman muda dapat sering kita        jumpai ketidak normalan        seperti :
·        Bunga hermaprodit, yaitu tandan bunga memiliki 2 jenis kelamin
·        Bunga andromorphic (andogynous) yaitu secara morphologi adalah bunga jantan, tetapi pada bagian spikeletnya dijumpai bunga betina yang dapat membentuk buah sawit kecil
·        Buah parthenocarpi yaitu kepala putik (stigma) yang tidak sempurna dibuahinya, sehingga terbentuk buah yang kecil dan tidak berbiji (embryo)
·        Primordial bunga, yaitu berubahnya sel vegetatif menjadi sel generatif terjadi pada 33 bulan sebelum bunga matang (siap membuahi/dibuahi)
(Dahlan M, 1992)

B.                    REPRODUKSI PEPAYA
Tanaman pepaya dapat diperbanyak dengan menggunkan benih, adapun cara lain yaitu dengan kultur jaringan. Berdasarkan kelamin bunga tanaman pepaya memiliki tiga jenis kelamin yaitu : tanaman jantan, tanaman betina, dan tanaman hermaprodit ( sempurnan) (Tjitroseopomo, 2007).
a.     Tanaman jantan
Tanaman juga dikenal dengan sebutan pepaya gantung. Tanamn ini hanya menghasilkan bunga jantan saja.
b.     Tanaman betina
Pada tanaman ini menghasilkan bunga betina, tanpa adanya serbuk sari dari tanaman lain. Pada  tanaman dingin tidak menghasilkan biji tetapi dihasilkan berbentuk bulat dan berdaging agak tipis.
c.      Tanaman sempurna
Tanaman ini menghasilkan dua jenis bunga yaitu bunga jantan dan bunga hermaprodit. Bentuk bunnga tidak stabil akibat pengaruh genetic dan peka terhadap lingkungan.



Pada tanaman pepaya yang kami amati merupakan tanaman yang menyerbuk silang, dimana penyerbuk silang adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik yang berada pada tanaman lain yang sejenis.

Faktor faktor yang mendorong penyerbukan silang :
a.     Diklin, adalah tanaman yang bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah
b.     Dichogami, adalah suatu kondisi ketika waktu masak antara tepung sari dengan putik tidak sama.
c.      Heterostyle, adalah panjang pendeknya tangai kepala putik dan tangkai benang sari tidak sama.
d.     Herkogami, adalah kondisi dimana kedudukan kepala putik dan benang sari sedemikian rupa sehingga mencegah terjadinya penyerbukan.
e.      Self-sterility, adalah tidak terjadinya penyerbukan kareana bunga jantan tidak berfungsi (bunga jantan mandul).
f.       Incompability, adalah sudah terjadi penyerbukan didalam bunga tetapi tidak berlanjut kepada pembuahan dikarenakan faktor fisiologi (mangoendidjojo, 2007)





DAFTAR PUSTAKA

Lamadji, M.J., L. Hakim, dan Rustidja. 1999. Akselerasi pertanian tangguh melalui pemuliaan nonkonvensional. Prosiding Simposium V Pemuliaan Tanaman. PERIPI Komda Jawa Timur. p. 28-32.
Anonim. 1997. Studi Tentang Perkebunan dan Pemasukan Minyak Kelapa Sawit Indonesia. International Contect Bussines System, Jakarta.
Dahlan M, Pembentukan benih jagung Hibrida, Risalah lokakarya produksi benih  hibrida, hal 1-13 (Malang: Balai penelitian tanaman pangan, 1992)
Kerala using RAPD markers. Genetic Engineering and Biotechnology Journal. Volume: GEBJ-24.
Mangoendidjojo, W. 2007. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo,Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta. 268 hlm.