LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
( PENANAMAN KEDELAI )
OLEH
KELOMPOK 5
Fiter Andreas N
Fresby Junianto S
Haswandi Arif
Muhammad Khaidir
Noviyanti
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2 0 1 5
I.
Waktu
dan tempat :Kamis, 3 Desember 2015, kebun percobaan fakultas pertanian universitas riau.
II.
Judul
/ kegiatan : penanaman
III.
Tujuan : Praktikan dapat mempelajari cara menanam berbagai jenis tanaman serta
Praktikan dapat mengamati pengaruh beberapa macam perlakuan yang dicoba
terhadap masing-masing tanaman.
IV.
Bahan
dan alat : cangkol,ajir, bibit, air,furadan.
Budiaya taanaman
kedelai(Glycine max (L.) Merill. )
Klasifikasi
tanaman kedelai sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia :
Papilionaceae
Genus : Glycine
Species :
Glycine max (L.) Merill
1.
Varietas
kedelai
Varietas
kedelai yang digunakan dalam praktikum yaitu
a.
Wilis ( Varietas yang kami gunakan)
b.
Grobogan
Produksi
tinggi
: antara 2 ton sampai 3,5 ton/ ha
Umur
pendek
: 75 – 79 hari
Umur bunga
: 28 – 32 hari
Bobot biji
: 16 – 20 gram/
100 biji
Kandungan
protein : 43,9 %
Kandungan
lemak : 18,4%
Tipe
pertumbuhan :
Determinate
Sifat lain
: Polong masak tidak mudah pecah, saat panen daun
luruh/
rontok
c.
Anjasmoro
d.
Kaba
Dilepas tahun
: 22 Oktober
2001
SK.
Mentan : No.
532/Kpts/TP.240/10/2001
Nomor induk
: MSC 9524-IV-C-7
Asal :
Silang ganda 16
tetua
Hasil
rata-rata : 2,13 t/ha
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Hijau
Warna kotiledon
: Kuning
Warna
bulu : Coklat
Warna bunga
: Ungu
Warna kulit biji :
Kuning
Warna polong
masak : Coklat
Warna hilum
: Coklat
Bentuk biji :
Lonjong
Tipe tumbuh
: Determinit
Umur berbunga :
35 hari
Umur saat
panen : 85 hari
Tinggi tanaman :
64 cm
Bobot 100
biji : 10,37 g
Ukuran
biji : Sedang
Kandungan protein
: 44,0%
Kandungan lemak :
8,0%
Kerebahan :
Tahan rebah
Ketahanan
thd penyakit : Agak tahan karat
daun
Sifat-sifat lain
: Polong tidak
mudah pecah
Wilayah
adaptasi : Lahan sawah
Pemulia : M.
Muchlish Adie, Soegito,
Darman MA., dan Arifin
e.
Agromulyo
2.
Syarat
tumbuh kedelaI
Tanaman
kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah, namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal, kedelai harus
ditanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat berpasir. Hal
ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan,
tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain. Faktor lain yang
mempengaruhi keberhasilan pertanaman kedelai yaitu kedalaman olah tanah yang
merupakan media pendukung pertumbuhan akar. Artinya, semakin dalam olah
tanahnya maka akan tersedia ruang untuk pertumbuhan akar yang lebih bebas
sehingga akar tunggang yang terbentuk semakin kokoh dan dalam. Pada jenis tanah
yang bertekstur remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tanaman
kedelai dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan
kadar liat yang tinggi, pertumbuhan akar hanya mencapai kedalaman sekitar 3 m.
b.
Untuk
mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal, tanaman kedelai memerlukan kondisi
lingkungan tumbuh yang optimal pula. Tanaman kedelai sangat peka terhadap
perubahan faktor lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan iklim. Kebutuhan air
sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun selama pertumbuhan,
pengelolaan tanaman, serta umur varietas yang ditanam.
-
Suhu
Tanaman kedelai
dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal dalam
proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu tanah yang rendah
(<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa mencapai 2 minggu.
Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembaban tanah
tinggi. Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak biji yang mati akibat
respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat. Disamping suhu tanah, suhu
lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan tanaman kedelai. Bila suhu
lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok
sehingga jumlah polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang.
Suhu yang terlalu rendah (10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat
menghambat proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan
optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24 -25°C.
-
Panjang
hari (photoperiode)
Tanaman kedelai
sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari
karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. Artinya, tanaman kedelai tidak
akan berbunga bila panjang hari melebihi batas kritis, yaitu 15 jam perhari.
Oleh karena itu, bila varietas yang berproduksi tinggi dari daerah subtropik
dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di daerah tropik dengan rata-rata
panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi
karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari umur 50 – 60 hari menjadi 35 –
40 hari setelah tanam. Selain itu, batang tanaman pun menjadi lebih pendek
dengan ukuran buku subur juga lebih pendek. Perbedaan di atas tidak hanya
terjadi pada pertanaman kedelai yang ditanam di daerah tropik dan subtropik,
tetapi juga terjadi pada tanaman kedelai yang ditanam di dataran rendah (<20
m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai
yang ditanam di daerah dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan
tanaman kedelai yang ditanam di datarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah
naungan tanaman tahunan, seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan
sinar matahari yang lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan
yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan
sinar matahari oleh tanaman kedelai.
-
Curah
hujan
Hal yang
terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata sehingga
kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang digunakan
oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim, sistem pengelolaan tanaman,
dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada umumnya kebutuhan air pada
tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama masa pertumbuhan kedelai. Pada
saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan berpengaruh
pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat masa
berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada
saat tanaman kedelai berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan polong.
Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman kedelai, khususnya pada
stadia berbunga dan pembentukan polong, dilakukan dengan waktu tanam yang tepat,
yaitu saat kelembaban tanah sudah memadai untuk perkecambahan. Selain itu, juga
harus didasarkan pada pola distribusi curah hujan yang terjadi di daerah
tersebut. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan
karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal
50% dari kapasitas lapang atau kondisi tanah yang optimal. Selama masa stadia
pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan yang kering agar
diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan yang kering akan
mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang seragam.
3.
Teknis
penanaman
Penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman. Penanaman
sangat berpengaruh pada hasil produksi. Kesalahan dalam penanaman dapat
menurunkan jumlah produksi,melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak
tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Untuk meningkatkan hasil produksi, tata
cara penanaman harus diperhatikan. Cara penanaman benih tanaman berbeda.
Tanaman yang sukar dipindahkan dapat ditanam dengan disebar langsung. Misalnya
saja jagung manis,kacang panjang, kangkung, buncis, wortel, kedelai dan
ketimun. Selain itu, benih juga dapat ditanam ditempat yang mudah dipindahkan.
Waktu tanam, persiapan tanah dan bibit juga sangat mempengaruhi produksi dari
tanaman.
Cara menanam ;
1.
Persiapan
bedengan.
Sebelum memeulai
penanaman, terlebih dahulu dilakukan pembrsihan bedengan dari gulma-gulma atau
tanaman penggangu, pembersihan ini dilakukan agar nantinya setelah tanaman
utama tumbuh,tanaman dapat tumbuh dengan optimal menyerap unsur hara yang ada.
Setelah pembersihan gulma selanjutnya perataan bedengan, dimana perataan ini
bertujan agar nantinya pertumbuhan tanaman dapat tumbuh dengan ketinggian yang
merata serta pengoptimalan intensitas cahaya matahari.
2.
Pengukuran
jarak tanam.
Untuk memperoleh hasil panen yang maksimal diperlukan jarak tanam yang ideal dimana dengan jarak tersebut helaian daun antar tanaman tidak bersentuhan.jarak tanam berfungsi untuk mengoptimalakan pencahayaan terhadap tanaman. Jarak tanam untuk tanaman kedelai ialah 20x20 cm. Selanjutnya pembuatan ajir untuk mempermudah penanaman.
3.
Pembuatan
lubang.
Lubang tanam
sangat berpengaruh terhadap daya tumbuh kecambah. Lubang yang terlalu dalam
dapat membuat tunas perkecambahan sulit untuk muncul di permukaan tanah
sehingga dapat menyebabkan bibit mati. Untuk lubang tanam sebaiknya dilakukan
dengan kedalaman kurang lebih 2 cm. Setiap lubang diisi sebanyak dua biji
kedelai.
4.
Pemberian
furadan
Furadan adalah contoh insektisida berbahan aktif karbofuran.
Karbofuran merupakan bahan aktif insektisida yang aplikasinya umumnya dilakukan
ditaburkan kedalam tanah. Insektisida ini ini biasanya mempunyai formulasi
Granule (G). Bahan dasar insektisida ini adalah pasir yang kemudian dicampur
dengan bahan aktif karbofuran dengan konsentrasi 3 gr/ 1 kg pasir.
Setiap lubang tanam
diberikan furudan secupnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari biji kedelai
dari serangga atau opt lainya. Pemberian furadan
bertujuan sebagai pelindung benih dari gangguan insektisida dan
nematisida tanah.
5.
Penanaman.
Penanaman harus
dilakukan secara hati-hati, sebab jika kurang hati-hati dapat menyebabkan
rusaknya biji yang akan dijadikan sebagai bibit. Kekurang hatian dalam penanaman bibit dapat
menyebabkan kulit terluar biji terkelupas atau pecah sehingga tingkat daya
tumbuh tanaman menjadi berkurang.
6.
Penyiraman.
Setelah
dilakukan penanaman, biji yang sudah ditanam tadi sebaiknya di siram.
Penyiraman bertujuan untuk menjaga kelembapan tanah serta mengurangi penguapan
terhadap biji. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan biji tidak tumbuh,
hal ini dikarenakan asupan hara terhadap biji berkurang dan menyebabkan biji
juga ikut kering dan sulit untuk berkecambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar