Rabu, 09 Desember 2015

LAPORAN 3 (PENANAMAN KEDELAI)


LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN

(  PENANAMAN KEDELAI  )



OLEH 
KELOMPOK 5

Fiter Andreas N
Fresby Junianto S
Haswandi Arif
Muhammad Khaidir
Noviyanti




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2 0 1 5


                               I.            Waktu dan tempat  :Kamis, 3 Desember 2015, kebun percobaan fakultas pertanian                                        universitas riau.
                            II.            Judul / kegiatan      : penanaman
                         III.            Tujuan                    : Praktikan dapat mempelajari cara menanam berbagai jenis                                              tanaman serta Praktikan dapat mengamati pengaruh beberapa                                          macam perlakuan yang dicoba terhadap masing-masing tanaman.

                         IV.            Bahan dan alat       : cangkol,ajir, bibit, air,furadan.

PEMBAHASAN




Budiaya taanaman kedelai(Glycine max (L.) Merill. )
Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut : 
Divisio  : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo  : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus  : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill

1.      Varietas kedelai
Varietas kedelai yang digunakan dalam praktikum yaitu
a.       Wilis ( Varietas yang kami gunakan)
b.      Grobogan
Produksi tinggi              :     antara 2 ton sampai 3,5 ton/ ha
Umur pendek                 :     75 – 79 hari
Umur bunga                   :     28 – 32 hari
Bobot biji                       :     16 – 20 gram/ 100 biji
Kandungan protein        :     43,9 %
Kandungan lemak         :     18,4%
Tipe pertumbuhan         :     Determinate
Sifat lain                        :     Polong masak tidak mudah pecah, saat panen daun luruh/
rontok

c.       Anjasmoro

d.      Kaba
Dilepas  tahun  :  22  Oktober  2001
SK. Mentan  :   No.  532/Kpts/TP.240/10/2001
Nomor  induk  :  MSC 9524-IV-C-7
Asal  :  Silang  ganda  16  tetua
Hasil rata-rata :   2,13  t/ha 
Warna  hipokotil  :  Ungu 
Warna  epikotil  :  Hijau 
Warna  kotiledon  :  Kuning
 Warna  bulu  :  Coklat 
Warna  bunga  :  Ungu 
Warna  kulit biji :  Kuning 
Warna  polong  masak  :  Coklat
Warna  hilum  :  Coklat 
Bentuk  biji :  Lonjong
Tipe  tumbuh  :    Determinit 
Umur  berbunga :  35 hari 
Umur  saat  panen  :  85 hari 
Tinggi  tanaman :   64  cm 
Bobot  100  biji :  10,37  g 
Ukuran biji :  Sedang
Kandungan   protein  :  44,0%
Kandungan  lemak :    8,0% 
Kerebahan  :  Tahan  rebah
Ketahanan thd penyakit :  Agak tahan   karat  daun
Sifat-sifat  lain  :  Polong  tidak  mudah  pecah 
Wilayah adaptasi :   Lahan  sawah
Pemulia  :  M. Muchlish  Adie,  Soegito,  Darman MA.,  dan  Arifin

e.       Agromulyo


2.      Syarat tumbuh kedelaI 
             Tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah, namun demikian, untuk             mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal, kedelai harus ditanam pada jenis      tanah berstruktur lempung berpasir atau liat berpasir. Hal ini tidak hanya terkait dengan                      ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan              tumbuh yang lain. Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pertanaman kedelai yaitu kedalaman olah tanah yang merupakan media pendukung pertumbuhan akar. Artinya, semakin dalam olah tanahnya maka akan tersedia ruang untuk pertumbuhan akar yang lebih bebas sehingga akar tunggang yang terbentuk semakin kokoh dan dalam. Pada jenis tanah yang bertekstur remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tanaman kedelai dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan kadar liat yang tinggi, pertumbuhan akar hanya mencapai kedalaman sekitar 3 m.

b.      Untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal, tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal pula. Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan iklim. Kebutuhan air sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun selama pertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta umur varietas yang ditanam.
-          Suhu
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembaban tanah tinggi. Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat. Disamping suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu rendah (10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24 -25°C.



-          Panjang hari (photoperiode)
Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. Artinya, tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh karena itu, bila varietas yang berproduksi tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di daerah tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari umur 50 – 60 hari menjadi 35 – 40 hari setelah tanam. Selain itu, batang tanaman pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga lebih pendek. Perbedaan di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelai yang ditanam di daerah tropik dan subtropik, tetapi juga terjadi pada tanaman kedelai yang ditanam di dataran rendah (<20 m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di daerah dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam di datarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah naungan tanaman tahunan, seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari oleh tanaman kedelai.

-          Curah hujan
Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim, sistem pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama masa pertumbuhan kedelai. Pada saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat masa berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada saat tanaman kedelai berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan polong. Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman kedelai, khususnya pada stadia berbunga dan pembentukan polong, dilakukan dengan waktu tanam yang tepat, yaitu saat kelembaban tanah sudah memadai untuk perkecambahan. Selain itu, juga harus didasarkan pada pola distribusi curah hujan yang terjadi di daerah tersebut. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisi tanah yang optimal. Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan yang kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang seragam.

3.      Teknis penanaman
         Penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman. Penanaman sangat berpengaruh pada hasil produksi. Kesalahan dalam penanaman dapat menurunkan jumlah produksi,melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Untuk meningkatkan hasil produksi, tata cara penanaman harus diperhatikan. Cara penanaman benih tanaman berbeda. Tanaman yang sukar dipindahkan dapat ditanam dengan disebar langsung. Misalnya saja jagung manis,kacang panjang, kangkung, buncis, wortel, kedelai dan ketimun. Selain itu, benih juga dapat ditanam ditempat yang mudah dipindahkan. Waktu tanam, persiapan tanah dan bibit juga sangat mempengaruhi produksi dari tanaman.
Cara menanam ;

1.      Persiapan bedengan.
Sebelum memeulai penanaman, terlebih dahulu dilakukan pembrsihan bedengan dari gulma-gulma atau tanaman penggangu, pembersihan ini dilakukan agar nantinya setelah tanaman utama tumbuh,tanaman dapat tumbuh dengan optimal menyerap unsur hara yang ada. Setelah pembersihan gulma selanjutnya perataan bedengan, dimana perataan ini bertujan agar nantinya pertumbuhan tanaman dapat tumbuh dengan ketinggian yang merata serta pengoptimalan intensitas cahaya matahari.

2.      Pengukuran jarak tanam.

Untuk memperoleh hasil panen yang maksimal diperlukan jarak tanam yang ideal dimana dengan jarak tersebut helaian daun antar tanaman tidak bersentuhan.jarak tanam berfungsi untuk mengoptimalakan pencahayaan terhadap tanaman. Jarak tanam untuk tanaman kedelai ialah 20x20 cm. Selanjutnya pembuatan ajir untuk mempermudah penanaman.

3.      Pembuatan lubang.
Lubang tanam sangat berpengaruh terhadap daya tumbuh kecambah. Lubang yang terlalu dalam dapat membuat tunas perkecambahan sulit untuk muncul di permukaan tanah sehingga dapat menyebabkan bibit mati. Untuk lubang tanam sebaiknya dilakukan dengan kedalaman kurang lebih 2 cm. Setiap lubang diisi sebanyak dua biji kedelai.

4.      Pemberian furadan

              Furadan  adalah  contoh  insektisida berbahan aktif karbofuran. Karbofuran merupakan bahan aktif insektisida yang aplikasinya umumnya dilakukan ditaburkan kedalam tanah. Insektisida ini ini biasanya mempunyai formulasi Granule (G). Bahan dasar insektisida ini adalah pasir yang kemudian dicampur dengan bahan aktif karbofuran dengan konsentrasi 3 gr/ 1 kg pasir.

Setiap lubang tanam diberikan furudan secupnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari biji kedelai dari serangga atau opt lainya. Pemberian  furadan  bertujuan sebagai pelindung benih dari gangguan insektisida dan nematisida tanah.

5.      Penanaman.
Penanaman harus dilakukan secara hati-hati, sebab jika kurang hati-hati dapat menyebabkan rusaknya biji yang akan dijadikan sebagai bibit. Kekurang  hatian dalam penanaman bibit dapat menyebabkan kulit terluar biji terkelupas atau pecah sehingga tingkat daya tumbuh tanaman menjadi berkurang.

6.      Penyiraman.

Setelah dilakukan penanaman, biji yang sudah ditanam tadi sebaiknya di siram. Penyiraman bertujuan untuk menjaga kelembapan tanah serta mengurangi penguapan terhadap biji. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan biji tidak tumbuh, hal ini dikarenakan asupan hara terhadap biji berkurang dan menyebabkan biji juga ikut kering dan sulit untuk berkecambah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar